Kata Mutiara Jalaludin Rumi


Kata mutiara Jalaluddin Rumi merupakan kumpulan kata mutiara hasil dari tulisan-tulisan seorang ahli tasawuf, Jalaluddin Muhammad bin Husyain al-Khatibi al-Bahri. Penyair Sufi Persia ini mengekspresikan tulisannya ke dalam bahasa cinta yang syarat makna. Ahli tasawuf yang lahir pada tanggal 6 Rabiul Awal 604 H (30 September 1207 M) di Balkh (Afganistan) ini menyampaikan pemahaman-pemahaman dunia melalui cinta kasih dan bukan hanya lewat kerja fisik. Kata mutiara Jalaluddin Rumi digemari banyak orang karena bahasa cintanya yang mengandung makna-makna indah, sederhana namun sangat mengena dihati para pembacanya.

kata mutiara jalaludin rumi

Kata mutiara Jalaluddin Rumi sudah banyak beredar di media sosial maupun dalam bentuk buku. Jalaluddin al-Rumi adalah seorang ahli tasawuf dan penyair sufi Persia terbesar sepanjang sejarah. Tak heran jika kumpulan puisinya sangat disukai, terutama bagi kaula muda dan dahulunya, Jalaluddin Rumi memiliki banyak murid yang belajar mengenai tasawuf dan dunia sufi. Mutiara cinta Jalaluddin Rumi disampaikan dengan bahasa yang indah sehingga kita akan terinspirasi pada setiap untaian kata-katanya.


Pesan Cinta Jalaluddin Rumi

Beberapa kata mutiara Jalaluddin Rumi berikut ini akan menginspirasi dan memotivasi hidup anda, keluarga, teman dan orang-orang di sekitar kita. Selain itu, kumpulan karya Jalaluddin Rumi akan memberikan pemahaman tentang cinta dengan cara yang berbeda.
Karena cinta pahit berubah menjadi manis, karena cinta tembaga berubah menjadi emas. Karena cinta ampas berubah jadi sari murni, karena cinta pedih menjadi obat. Karena cinta kematian berubah jadi kehidupan, karena cinta raja berubah menjadi hamba.
Karena cinta duri menjadi mawar Karena cinta cuka menjelma anggur segar?
Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah Yang Terbaik untukmu ! Dan karena itulah, Qalbu seorang pecinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya.
Air berkata kepada yang kotor, "Kemarilah." Maka yang kotor akan berkata, "Aku sungguh malu." Air berkata, "Bagaimana malumu akan dapat dibersihkan tanpa aku?"
Meskipun Jalaluddin Rumi telah wafat beribu-ribu tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 5 Jumadil Akhir tahun 672 H (16 Desember 1273 M) di Kenya, Turki, kata mutiara Jalaluddin Rumi akan terus dikenang dan menjadi pegangan hidup bagi sebagian umat manusia. Kata mutiara Jalaluddin Rumi tak akan pernah pudar dan akan terus memotivasi para pembacanya. Baca dan pahami mutiara cinta Jalaluddin Rumi yang syarat akan makna dan aplikasikan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa ulasan kata mutiara Jalaluddin Rumi tersebut bisa dijadikan sebagai gambaran untuk mengetahui isi kandungan karya-karya Jalaluddin Rumi. Kata mutiara tentu memiliki banyak makna dan nilai-nilai kebaikan, tetapi penyampaian dengan bahasa yang santun akan lebih mudah diterima oleh pendengarnya.

Artikel Terkait